Facebook Twitter Instagram
    Madsvilla
    • Home
    • Food
    • Wisata
    • Tekno
    • Travel
    • Social Media
    Facebook Twitter Instagram
    Madsvilla
    Home»Uncategorized»Cara Budidaya Tomat Hijau ( Praktis Dan Mudah Serta Hemat )
    Uncategorized

    Cara Budidaya Tomat Hijau ( Praktis Dan Mudah Serta Hemat )

    adminvillaBy adminvillaJuly 20, 2022Updated:December 31, 2022No Comments8 Mins Read
    Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Tomat (Lycopersicon esculentum L.) merupakan tanaman asli dari Amerika Tengah dan Selatan. Tanaman ini idealnya ditanam pada kisaran suhu 20-27oC dengan curah hujan sekitar 750-1250 mg per tahun. Secara umum tomat dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-1500 m dpl.

    Dewasa ini terdapat lebih dari 400 varietas tomat
    yang ditanam secara global. Ada varietas yang hanya cocok di dataran
    tinggi seperti berlian, mutiara dan kada. Ada yang cocok di dataran
    rendah seperti varietas intan, ratna dan CLN. Ada juga yang bisa ditanam
    baik di dataran tinggi maupun rendah, seperti GH2 dan GH4.

    Memilih benih tomat

    Untuk memilih jenis tomat yang akan ditanam hendaknya sesuaikan
    dahulu dengan karateristik lokasi. Apabila kebun Anda berada di dataran
    tinggi pilihlah varietas yang cocok untuk dataran tinggi begitu juga
    sebaliknya.

    Benih tomat bisa didapatkan dengan mudah diberbagai toko penyedia
    saprotan. Apabila Anda sulit mendapatkannya atau harganya terlalu mahal,
    kita bisa membuatnya sendiri. Caranya dengan menyeleksi buah tomat yang
    paling baik dari segi ukuran (besar) dan bentuk (tidak cacat).

    Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan
    benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah
    cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya
    dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam.
    Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang
    bentuknya sempurna (tidak cacat atau keriput). Setelah itu keringkan
    dengan dijemur dan simpan dalam wadah yang kering dan steril.

    Penyemaian benih tomat

    Sebelum ditanam secara luas, benih tomat sebaiknya disemaikan dahulu
    sampai memiliki daun dan batang yang cukup kuat. Penyemaian hendaknya
    dilakukan di atas media yang terpisah dengan penanaman masal. Lihat cara membuat media persemaian untuk tanaman hortikultura.

    Untuk budidaya tomat, sebaiknya pilih media persemaian dengan ploybag. Hal ini untuk mengurangi resiko tanaman stres ketika dipindahkan. Namun persemaian polybag
    ini biayanya relatif lebih mahal. Apabila Anda memilih persemaian
    bedeng, hendaknya hati-hati saat mencabut dan memindahkan bibit. Lamanya
    penyemaian sampai tanaman siap dipindahkan sekitar 35-40 hari.

    Tips untuk persemaian bedengan, buat larikan (garis) diatas media
    persemaian dengan jarak antar larik 5 cm dan kedalaman larik 1 cm.
    Kemudian taburkan benih dalam larikan, jangan sampai bertumpuk-tumpuk,
    sebaiknya jarak antar benih 2-3 cm. Kemudian tutup larikan dengan tanah
    dan siram secukupnya. Metode pemindahanbisa dilakukan dengan dua cara.
    Pertama dengan pencabutan, sebelum benih dicabut siram dengan air untuk
    melunakan media sehingga akar tidak putus ketika ditarik. Kedua, cara
    putar yaitu mengambil tanaman dengan tanah disekitarnya.

    Tips untuk persemaian polybag/pot, setelah media persemaian
    dibuat lubangi permukaanya sedalam 1 cm. Kemudian bubuhkan biji tomat
    satu butir untuk setiap polybag, tutup dengan media tanam. Cara
    memindahkannya adalah dengan merobek atau melepas polybag/pot. Lalu masukkan tanaman beserta tanah yang terdapat di polybag/pot kedalam lubang tanam.

    Pengolahan tanah

    Tomat tumbuh baik pada tingkat keasaman tanah pH 5,5-7. Apabila tanah
    terlalu asam (

    Bajak atau cangkul tanah hingga gembur kemudian bentuk bedengan
    dengan ketinggian 30 cm, lebar 1 meter dan pajang mengikuti kontur
    lahan. Buat jarak antar bedeng selebar 30-40 cm. Kemudian diamkan tanah
    kira-kira satu minggu.

    Setelah itu, berikan pupuk dasar berupa pupuk organik seperti pupuk kandangĀ atau pupuk kompos
    sebanyak 20 ton per hektar. Aduk hingga merata diatas bedengan. Untuk
    memperkaya kandungan fosfor bisa ditambahkan pupuk TSP secukupnya
    (kira-kira 5 gram per tanaman). Untuk budidaya tomat organik, jangan
    ditambahkan pupuk kimia tapi pupuk dasar harus lebih banyak, kira-kira
    30-40 ton per hektar.

    Kemudian tutup bedengan dengan mulsa plastik, penutupan dengan mulsa
    sangat berguna terutama pada musim kemarau. Mulsa plastik berguna untuk
    mempertahankan kelembaban tanah, mengendalikan gulma dan agar buah tomat
    tetap bersih tidak menyentuh tanah. Biarkan kembali tanah selama satu
    minggu sebelum ditanami.

    Penanaman bibit tomat

    Pertama-tama buat lubang tanam pada mulsa dengan diameter 5-7 cm.
    Dalam satu bedengan terdapat dua lajur lubang tanam, jarak antar lajur
    sebesar 70-80 cm dan jarak antar lubang dalam satu lajur 40-50 cm,
    kedalaman lubang tanam kira-kira 5-7 cm.

    Setelah itu masukkan bibit siap tanam. Untuk bibit yang disemai dalam polybag
    atau pot, lepas terlebih dahulu wadahnya lalu masukkan semua media
    tanam tanpa mencabut akar tanaman. Kemudian tutup dan ratakan dengan
    tanah sekitar. Untuk bibit yang ditanam di persemaian bedeng, masukkan
    tanaman kemudian timbun dengan tanah bekas galian lubang. Ratakan dan
    siram dengan air untuk menjaga kelembabannya.

    Pemeliharaan dan perawatan

    Tanaman tomat cukup sensitif dan perlu perawatan yang intensif.
    Tanaman ini sangat rentan terhadap hama dan penyakit, terutama yang
    ditanam di dataran rendah. Setelah pemanenan, resiko kerusakan buah
    tomat masih tinggi sekitar 20-50%. Berikut beberapa perawatan penting
    apabila kita hendak melakukan budidaya tomat.

    a. Penyulaman

    Penyulaman berfungsi untuk mengganti tanaman yang gagal tumbuh, baik
    sakit atau rebah karena cuaca. Penyulaman dilakukan setelah seminggu
    tomat ditanam. Cabut tanaman yang terlihat tidak sehat (kuning/layu)
    atau mati. Ganti dengan bibit sisa penyemaian.

    b. Penyiangan

    Penyiangan dalam budidaya tomat biasanya dilakukan 3-4 kali selama
    musim tanam. Pada areal tanam yang ditutup mulsa penyiangan bisa lebih
    jarang lagi. Penyiangan bertujuan untuk mengangkat gulma yang ada di
    areal tanam. Pertumbuhan gulma akan menganggu tanaman, karena tanaman
    harus bersaing dalam mendapatkan nutrisi. Selain itu gulma juga
    mengundang hama dan penyakit yang bisa menyerang tanaman utama.

    c. Pemangkasan

    Pemangkasan pada tanaman tomat dilakukan setiap minggu. Pemangkasan
    tunas yang tumbuh pada ketiak daun harus segera agar tidak tumbuh
    menjadi batang. Pemangkasan tunas muda bisa dilakukan dengan tangan.
    Namun apabila batang sudah terlalu keras, sebaiknya gunakan pisau atau
    gunting. Untuk mengatur ketinggian tanaman tomat, ujung tanaman bisa
    dipotong. Pemotongan ujung tanaman dilakukan setelah terlihat jumlah
    dompolan buah sekitar 5-7 buah.

    d. Pemupukan tambahan

    Pada budidaya tomat organik, semprotkan pupuk organik cair
    yang mempunyai kandungan kalium tinggi pada saat tanaman akan berbunga
    dan berbuah (fase generatif). Penyemprotan bisa dilakukan setiap minggu.
    Harus diperhatikan, pupuk organik cair harus diencerkan terlebih
    dahulu, 1 liter pupuk cair dengan 100 liter air. Penting untuk dicatat,
    konsentrasi pupuk organik cair tidak boleh melebihi 2%. Selain itu, kita
    bisa menambahkan pupuk kandang atau kompos setelah tanaman berumur 2-3
    minggu dengan dosis satu gengam tangan per tanaman.

    Untuk budidaya tomat non-organik, pada usia satu minggu berikan
    campuran urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 sebanyak 1-2 gram per
    tanaman. Kemudian setelah umur 2-3 minggu berikan kembali urea dan KCl
    sebanyak 5 gram per tanaman. Bila pada umur lebih dari 4 minggu tanaman
    masih terlihat kurang gizi berikan urea dan KCl sebanyak 7 garm per
    tanaman. Perhatikan, pemberian urea dan KCl jangan sampai mengenai
    tanaman karena bisa melukai tanaman tersebut. Berikan jarak 5-7 cm dari
    tanaman.

    e. Penyiraman dan pengairan

    Tanaman tomat tidak terlalu banyak membutuhkan air, namun jangan
    sampai kekurangan. Kelebihan air dalam budidaya tomat membuat
    pertumbuhan vegetatif (daun dan batang) yang subur tetapi akan
    menghambat fase generatif. Sebaliknya, kekuranga air yang berkepanjangan
    bisa menyebabkan pecah-pecah pada buah tomat yang dihasilkan.

    Kekeringan yang panjang bisa menyebabkan kerontokan bunga. Penyiraman
    hendaknya disesuaikan dengan kondisi cuaca. Bila curah hujan cukup
    relatif tidak perlu lagi penyiraman. Justru yang harus diperbaiki adalah
    saluran drainase agar air tidak menggenang disekitar areat tanaman.
    Pada musim kemarau, penyiraman bisa dilakukan pada pagi hari. Cegah
    jangan sampai tanah retak-retak kekeringan.

    f. Pemasangan lenjeran

    Pemasangan lenjeran atau ajir bertujuan sebagai tempat mengikatkan
    tanaman agar tidak roboh. Lenjeran dibuat dari bambu sepanjang 1,5-2
    meter. Lenjeran ditancapkan pada jarak sekitar 10-20 cm dari tanaman.
    Lenjeran bisa dibiarkan tegak mandiri atau ujungnya diikatkan dengan
    lenjeran lain yang berdekatan. Pengikatan ujung berguna untuk
    memperkokoh posisi lenjeran.

    Pemasangan lenjeran hendaknya sedini mungkin untuk mencegah luka pada
    akar tanaman akibat penancapan. Tanaman yang masih kecil akarnya belum
    menyebar kemana-mana sehingga kemungkinan tertancap kecil. Luka pada
    akar yang diakibatkan tusukan lenjeran bisa menghambat pertumbuhan dan
    mengundang penyakit.

    Pemasangan lenjeran dilakukan setelah tinggi tanaman berkisar 10-15
    cm. Ikatkan tanaman tomat dengan tali plastik pada lenjeran. Model
    ikatan sebaiknya berbentuk angka 8 agar batang tomat tidak terluka
    karena bergesekan dengan tiang lenjeran. Ikatan hendaknya jangan terlalu
    kuat agar tidak menghambat pembesaran batang. Setelah itu, setiap
    tanaman bertambah tinggi 20 cm ikatkan batang tanaman dengan tali
    plastik pada lenjeran.

    Pengendalian hama dan penyakit

    Beberapa jenis hama dan penyakit yang kerap menyerang budidaya tomat
    antara lain, ulat buah, kutu daun thrips, lalat putih, lalat buah,
    tungau, nematoda, penyakit layu, bercak daun, penyakit kapang daun,
    bercak coklat, busuk daun dan busuk buah. Apabila serangannya menggila,
    hama dan penyakit tersebut bisa disemprot dengan pestisida. Penggunaan
    pestisida harus bijak, sesuaikan dengan lingkungan sekitar (para petani
    lain), riwayat penyemprotan dan ikuti petunjuk/dosis penggunaan. Apabila
    tomat yang akan diproduksi ditujukan untuk pasar organik, hendaknya
    menggunakan pestisida yang alami.

    Hama dan penyakit pada budidaya tomat tidak bisa diberantas dengan
    hanya mengandalkan pestisida saja. Karena manfaat pestisida hanya
    sementara dan jangka pendek. Selebihnya serangan hama dan penyakit akan
    tetap datang dan kemungkinan akan lebih resisten. Menaikan dosis
    penggunaan pestisida mungkin efektif tapi akan menimbulkan efek
    lingkungan yang buruk dan juga menaikan biaya produksi.

    Kalau pun harus
    menggunakan pestisida sebaiknya berganti-ganti merek dengan bahan aktif
    berbeda.
    Untuk menanggulangi hama dan penyakit secara menyeluruh gunakan
    prinsip-prinsip pengendalian hama terpadu (PHT). Penerapan PHT harus
    dilakukan secara berkesinambungan. Adapun variabel-variabel yang harus
    diperhatikan antara lain pemilihan bibit unggul atau varietas yang
    cocok, benih bebas penyakit, pemberian pupuk berimbang, rotasi tanaman,
    memanfaatkan predator alami, memanfaatkan tanaman pengusir hama dan
    terakhir penyemprotan pestisida baik kimia sintetis maupun alami.

    Pemanenan budidaya tomat

    Budidaya tomat baru bisa dipanen 60-100 hari setelah tanam,
    tergantung dari varietasnya. Penentuan waktu panen berdasarkan umur
    tanaman kadang kala tidak efektif. Sebaiknya gunakan pengamatan fisik
    terhadap tanaman. Tanaman tomat sudah dikatakan siap panen apabila kulit
    buah berubah dari hijau menjadi kekuning-kuningan, bagian tepi daun
    menguning dan bagian batang mengering.

    Pemetikan hendaknya dilakukan di pagi atau sore hari karena pada
    siang hari tanaman masih melakukan fotosintesis. Pada keadaan demikian
    penguapan sedang tingi-tingginya sehingga buah tomat yang dipetik akan
    cepat layu. Pemanenan bisa dilakukan setiap 2-3 hari sekali. Di
    Indonesia produktivitas tanaman tomat secara rata-rata mencapai 15,84
    ton per hektar. Namun untuk varietas tertentu dan didaerah-daerah
    tertentu bisa mencapai 25-30 ton per hektar.

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    adminvilla
    • Website

    New Comments
      Facebook Twitter Instagram Pinterest
      • About
      • Contact
      • Privacy Policy
      • Terms of Use
      • Disclaimer
      • Anti Spam Policy
      © 2023 ThemeSphere. Designed by ThemeSphere.

      Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.